Tuesday 16 December 2014

Mengenal Konstruksi Tahan Gempa


Konstruksi Tahan Gempa | Tepat 10 tahun yang lalu Indonesia mengalami gempa terdahsyat yang pernah terjadi, gempa dengan skala 9.2 SR yang mengakibatkan tsunami di wilayah Aceh. Gempa yang mengakibatkan korban jiwa ribuan orang, kerugian material serta ribuan bangunan yang mengalami kerusakan.  Kebanyakan korban jiwa diakibatkan oleh tsunami, tetapi tidak sedikit yang diakibatkan oleh runtuhnya bangunan.  Adanya gempa dan tsunami Aceh membuka mata kita ternyata di Indonesia memiliki potensi gempa yang angat tinggi dari mulai Aceh, pesisir barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Utara Sulawesi. Walaupun di Teknik Sipil ada mata kuliah Gempa ternyata kita sebagai engineer hanya menganggapnya itu hanya sebuah mata kuliah saja. Kebanyakan masyarakat, bahakan sebagian kita sebagai Engineer masih belum peduli masalah gempa yang ada di Indonesia. Dengan adanya potensi gempa yang sangat tinggi, kita sebagai Engineer harus mampu mendesain dan merencanakan konstruksi tahan gempa. Dengan adanya Konstruksi Bangunan yang Tahan Gempa, kita sebagai Engineer juga ikut berperan menyelamatkan jiwa orang lain, bayangkan jika di dalam konstruksi yang kita desain ada keluarga yang kita cintai, pastinya kita akan mendesain dengan sepenuh hati.

Konstruksi Tahan Gempa bukan berarti konstruksi akan benar-benar tidak terjadi kerusakan saat terjadi gempa. Konstruksi Tahan Gempa masih diperbolehkan terjadi kerusakan arsitek tetapi tidak boleh terjadi kerusakan struktur, ini artinya elemen arsitek boleh terjadi kerusakan tetapi bangunan tetap berdiri kokoh dan masih layak huni setelah gempa terjadi.  Banyak kerusakan bangunan yang terjadi akibat gempa karena tidak didesain sesuai dengan kaidah-kaidah teknik sipil yang mengacu pada peraturan gempa. Kebanyakan kerusakan bangunan pada bangunan di bawah 3 lantai, karena perencanaan dan pembangunannya hanya diserahkan kepada tukang bangunan saja. Seperti di Jogja, ternyata bangunan yang mengalami kerusakan adalah bangunan lama yang dibangun masih sangat tradisional sekali yang hanya memakai bata saja tanpa adanya kolom maupun ringbalk.


Dengan momentum 1 Dekade Gempa Bumi dan Tsunami Aceh, kita sebagai engineer harus mulai sadar akan potensi gempa yang ada di Indonesia. Kita harus meniru bangsa Jepang yang sudah sangat siap menghadapi gempa karena sangat sadar daerahnya merupakan daerah rawan gempa. Siap dengan Konstruksi Tahan Gempa, siap dengan Mitigasi Bencana, siap dengan penanganan Pasca Gempa. Sudah cukup ribuan nyawa, triliunan rupiah sebagai pembelajaran kita mengenai gempa. Saatnya kita sebagai Engineer tunjukkan kepedulian kita dengan aksi nyata mendesain Konstruksi Tahan Gempa. Bukan Gempanya yang mengakibatkan korban jiwa tetapi Bangunannya !!!!
Unknown Web Developer

No comments:

Post a Comment