Thursday 18 December 2014

Konstruksi Sarang laba-Laba, Konstruksi Tahan Gempa dengan Low Cost





Konstruksi Tahan Gempa | Kebanyakan orang berpikir ketika membangun konstruksi yang Tahan Gempa pasti akan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Sebenarnya tidak heran dengan pernyataan ini, karena teknologi tahan gempa saat ini memang berbiaya sangat besar. Sebagai contoh teknologi Base Isolator dari Jepang, setiap kolomnya harus diberi elastomer dan konstruksi bawahnya harus dirancang khusus. Ada juga yang konsepnya pendulum yang bisa mereduksi getaran gempa, tapi memang biaya yang dikeluarkan masih cukup besar. Gempa merupakan sesuatu yang tidak pasti, karena sampai sekarang belum ada satu teknologipun yang bisa memprediksi besaran dan waktu terjadinya gempa. Jadi kita sebagai seorang ENGINEER harus mampu mendesain sesuatu yang tidak pasti tetapi dengan biaya yang efisien. Adalah Konstruksi Sarang Laba-Laba yang merupakan inovasi yang ditemukan oleh anak bangsa dan sampai sekarang sudah teruji dengan gempa, bahkan oleh gempa Aceh yang sebesar 9.2 SR, gempa terbesar yang pernah tercatat yang terjadi di Indonesia. Konstruksi Sarang Laba-Laba ditemukan tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto (alm). Awalnya konstruksi sarang laba-laba hanya untuk solusi tanah lunak, tanah gambut saja, sejak terjadinya gempa dan tsunami di Aceh dan semua bangunan yang memakai Konstruksi Sarang Laba-Laba aman terhadap gempa maka penggunaan Konstruksi Sarang laba-Laba saat ini lebih mengarah ke daerah yang rawan gempa.



Konstruksi Sarang Laba-Laba terdiri rib-rib beton bertulang yang tipis dan membentuk grid-grid segitiga yang kaku dan menyeluruh. Di antara rib-rib beton tersebut diisi tanah yang dipadatkan layer per layer sehingga menjadi satu kesatuan yang kaku. Kenapa Konstruksi Sarang Laba-Laba termasuk Konstruksi Tahan Gempa?Perilaku Konstruksi ini ketika terjadi gempa bukan melawannya tetapi mengikuti arah gerakan gempa, hal ini bias terjadi karena konstruksi ini merupakan pondasi dangkal tetapi sangat kaku dan menyeluruh dalam tapak bangunan. Gambaran sederhana perilaku konstruksi adalah seperti kapal induk di lautan yang mampu menahan beban serta mengikuti gelombang tetapi tidak tenggelam.

Secara empiris Konstruksi Sarang laba-Laba ini telah terbukti menjadi Konstruksi Tahan Gempa, karena semua bangunan yang memakai Konstruksi ini dinyatakan aman dan layak secara struktur setelah terjadinya gempa baik di Aceh maupun di Padang serta kota-kota lain yang rawan gempa. Konstruksi ini bias lebih efisien karena memanfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur dan komposisinya adalah 85% tanah yang dipadatkan dan 15% beton bertulang. Secara waktu konstruksi ini pengerjaannya bias lebih cepat dibandingkan dengan konstruksi lainnya karena menerapkan system ban berjalan. Saatnya bagi kita sebagai ENGINEER untuk lebih memasyarakatkan ke khalayak umum sehingga korban jiwa akibat gempa bias diminimalisir. Bukan GEMPAnya tetapi BANGUNANnya.
Unknown Web Developer

2 comments: